A. IUD
PATOLOGIS
PENGERTIAN
IUD adalah kontrasepsi yang terbuat dari
plastik halus yang terbentuk dari spiral (lippe loop) atau berbentuk lain
(cupper T) yang dipasang di rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau
bidan atau paramedia yang telah dilatih.
MEKANISME
KERJA IUD
- Timbul
reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam ovum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu, disamping itu munculnya
lekosit PMN, makrofag, foreign body giant cell, sel mononuclear dan sel
plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa lavum dan
blastocyst.
2. Produksi
lokal prostglandin yang meninggi dan menyebbakan terhambatnya implantasi.
3. Gangguan/terlepasnya
blastocyst yang telah berimplantasi dalam endometrium.
4. Pergerakan
ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi.
5. Immobilisasi
spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6. Dari
penelitian-penelitian terakhir, disangka bahwa IUD mencegah spermatozoa
membuahi sel telur (mencegah fertilisasi)
7. Untuk
IUD yang mengandung Cu berguna untuk mengurangi fregmentasi dari Cu sehingga Cu
lebih lama habisnya.
KEUNTUNGAN
IUD
Dapat
diterima masyarakat dengan baik
a. Pemasangan
tidak memerlukan medis dengan teknik yang sulit
b. Kontrol
medis ringan
c. Penyulit
tidak terlalu berat
d. Pulihnya
kesuburan setelah AKDR (IUD) dicabut berlangsung baik
KERUGIAN
IUD
a. Mudah
terjadi kehamilan dengan AKDR (IUD)
b. Terdapat
perdarahan à
spotting dan menometroragia
c. Leokarea
sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah
d. Tingkat
akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik
e. Tali
AKDR (IUD) dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu hubungan
seksual
WAKTU
PEMASANGAN IUD
1. Kapanpun
selama siklus menstruasi, bila diyakini klien tidak hamil
2. Hari
ke-1 hingga hari ke-7 selama siklus menstruasi
3. Masa
post partum (segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama post
partum/setelah 4 sampai 6 bulan menggunakan LAM)
4. Masa
pasca aborsi (segera atau selama 7 hari pertama pastikan tidak terjadi pelvik)
WAKTU
DIMANA IUD TIDAK DAPAT DIPASANG
1. Terdapat
infeksi genetalia
·
Menimbulkan eksaserbasi (kambuh) infeksi
·
Keadaan partologis, frungkle, stenosis
vagina; infeksi vagina
2. Dugaan
keganasan serviks
3. Perdarahan
dengan sebab yang tidak jelas
4. Pada
kehamilan: terjadi abortus, mudah perforasi, perdarahan infeksi
TEKNIK
PEMASANGAN IUD
1. Persiapan
Pemasangan IUD
·
Pasien tidur terlentang di meja
ginekologi
·
Vulva dibersihkan dengan kapas lisol,
betadin, hibiscrub/lainnya
·
Dilakukan pemeriksaan dalam untuk
menemukan besar dan arah rahim
·
Duk steril dipasang dibawah bokong
·
Speculum cocor bebek dipasang sehingga
serviks tampak
·
Serviks-portio dibersihkan dengan kapas
betadhine atau lisol atau lainnya
·
Dilakukan sadage untuk menentukan dalam
panjang rahim dan arah posisi rahim
2. Persiapan
dan Pemasangan IUD
IUD
Seven Cupper atau Cupper T telah tersedia dalam keadaan steril dan baru dibuka
menjelang pemasangan.
·
Bungkus Seven Cupper atau Cupper T
dibuka
·
IUDnya dimasukkan ke dalam introdusor
melalui ujungnya sampai batas tertentu dengan memakai sarung tangan steril
·
Introdusor dengan AKDR terpasang
dimasukkan ke dalam rahim sampai menyentuh fundus uteri dan ditarik sedikit.
·
Pendorong selanjutnya mendorong IUD
hingga terpasang
·
Introdusor dan pendorong ditarik
3. Pemeriksaan
Ulang IUD
Setelah
pemasangan ulang IUD perlu dilakukan kontrol medis dengan jadwal:
a. Setelah
pemsangan kalau perlu diberikan antibiotika profilaksis
b. Jadwal
pemeriksaan ulang
·
Dua minggu setelah pemasangan
·
Satu bulan setelah pemasangan
·
Setiap enam bulan sampai satu tahun
4. IUD
dicabut/dilepas jika:
·
Ingin hamil kembali
·
Leakarea, sulit diobati dan peserta
menjadi kurus
·
Terjadi infeksi
·
Terjadi perdarahan
·
Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif
dengan IUD
PENCABUTAN/PELEPASAN
IUD
Konseling
Pra Pencabutan
1. Sapa
klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda.
2. Tanyakan
tujuan dari kunjungannya.
3. Tanyakan
apa alasannya ingin mencabut IUD tersebut dan jawab semua pertanyaannya.
4. Tanyakan
tujuan dari Keluarga Berencana selanjutnya (apakah klien mengatur jarak
kehamilan atau ingin membatasi jumlah anaknya).
5. Jelaskan
proses pencabutan IUD dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses
pencabutan dan setelah pencabutan.
Tindakan
Pra Pencabutan
6. Pastikan
klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci kemaluannya menggunakan
sabun.
7. Bantu
klien naik ke meja periksa
8. Cuci
tangan dengan air dan sabun, keringkan dengan kain bersih
9. Pakai
sarung tangan baru yang telah di DTT
10. Atur
peralatan dan bahan-bahan yang akan dipakai dalam wadah steril atau DTT
Tindakan
Pencabutan
11. Lakukan
pemeriksaan bimanual
·
Pastikan gerakan serviks bebas
·
Temukan besar dan posisi uterus
·
Pastikan tidak ada infeksi atau tumor
pada adneksa
12. Pasang
spekulum vagina untuk melihat serviks.
13. Usap
speculum vagina untuk melihat serviks.
14. Jepit
benang yang dekat serviks dengan klem.
15. Tarik
keluar benang mantap tapi hati-hati untuk mengeluarkan IUD.
16. Tunjukkan
IUD tersebut pada klien, kemudian rendam dengan klorine 0,5%.
17. Keluarkan
spekulum dengan hati-hati.
Tindakan
Pasca Pencabutan
18. Rendam
semua peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
untuk dekomentasi.
19. Buang
bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kassa, sarung tangan sekali pakai)
ke tempat yang sudah disediakan.
20. Celupkan
kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorine 0,5%,
kemudian lepaskan ke dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin
tersebut .
21. Cuci
tangan dengan air dan sabun.
22. Amati
selama 5 menit sebelum klien pulang.
Konseling
Pasca Pencabutan
23. Diskusikan
apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah (misalnya perdarahan yang
lama atau terasa nyeri pada perut/panggul).
24. Minta
klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan.
25. Jawab
semua pertanyaan klien.
26. Ulangi
kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko
keuntungan dari masing-masing alat kontarasepsi bila klien ingin tetap mengatur
jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya .
27. Bantu
klien untuk menentukan alat kontrasepsi sementara sampai dapat memutuskan alat
kontrasepsi baru yang akan dipakai.
28. Buat
rekam medik tentang pencabutan IUD.
0 comments:
Post a Comment