Materi dan Informasi silahkan kutip jika materi dari blog ini bermanfaat bagi anda dan jangan lupa sertakan sumbernya

WAKTU

14 June, 2020

CA OVARIUM

 1.      Pengertian
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan penyebab kematian kelima akibat kanker pada perempuan. (Price, 2005;1297)
Kanker ovarium memiliki 5 stadium yaitu :
(Smeltzer, 2001;1570)
·         Stadium I : Pertumbuhan kanker terbatas pada ovarium
·         Stadium II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan perluasan pelvis
·         Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retroperitoneal positif
·         Stadium IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua sisi ovarium dengan metastasis jauh

2.      Epidemiologi
Penyakit kanker ovarium mempunyai kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000 sekitar 75 % dari kasus dideteksi pada tahap lanjut.Sebagian kasus kanker ovarium mengenai wanita antara usia 50-59 tahun. insiden tertingginya adalah di Negara-negara industri, kecuali jepang dan insidennya rendah. (Smeltzer, 2001;1569)
3.      Etiologi
Penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui namun multifaktorial. Risiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan lingkungan, endokrin dan faktor genetik (Price, 2005;1297).
·         Faktor lingkungan
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam lingkungan, dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua itu dianggap mungkin menyebabkan kanker.
·         Faktor endokrin
Faktor risiko endokrin untuk kanker ovarium adalah perempuan yang nulipara, menarke dini, menopause yang lambat, kehamilan pertama yang lambat, dan tidak pernah menyusui. Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin dapat mencegah. Terapi pengganti astrogen (ERT) pascamenopause untuk 10 tahun atau lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium
·         Faktor genetik
Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium. Bila terdapat dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang menderita kanker ovarium, seorang perempuan memiliki 50% kesempatan untuk menderita kanker ovarium.

4.      Patofisologi
Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfatik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjar pada pelvis dan kavum abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala atau spesifik. Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih dan disuria, dan perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen; beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor,ruptur, atau torsi ovarium. Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis rutin.
 Pathway (pohon masalah terlampir)

5.      Klasifikasi
Lebih dari 30 neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Tumor ovarium dikelompokkan dalam 3 kategori besar ( Price, 2005;1297) yaitu :
(Price, 2005;1297)
·         Tumor-tumor epitel
Tumor-tumor epitel menyebabkan 60% dari semua neoplasma ovarium dan diklasifikasikan sebagai neoplasma jinak, perbatasan ganas dan ganas
·         Tumor stroma gonad
·         Tumor-tumor sel germinal
Terdapat tiga ketegori utama tumor sel germinal yaiyu : tumor jinak (kista dermoid), tumor ganas (bagian dari kista dermoid), tumor sel germinal primitive ganas (sel embrionik dan ekstraembrionik)
Dua pertiga persen kanker ovarium adalah tumor sel germinal primitive ganas. Penting untuk mendiagnosis jenis tumor dengan tepat.

6.      Gejala klinis
Adapun tanda dan gejala yang ditimbulkan pada pasien dengan kanker ovarium adalah sebagai berikut :
·         Haid tidak teratur
·         Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara
·         Menopause dini
·         Dispepsia
·         Tekanan pada pelvis
·         Sering berkemih dan disuria
·         Perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi.
·         Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen
(Smeltzer, 2001;1570)

7.      Pemeriksaan fisik
 Pada pemeriksaan fisik hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang mampu membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum dianut bahwa tumor jinak cenderung kistik dengan permukaan licin, unilateral dan mudah digerakkan. Sedangkan tumor ganas akan memberikan gambaran massa yang padat, noduler, terfiksasi dan sering bilateral. Massa yang besar yang memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada cul-de-sac merupakan petunjuk adanya keganasan

8.      Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang utama dalam menegakkan diagnosis suatu tumor adneksa ganas atau jinak. Pada keganasan akan memberikan gambaran dengan septa internal, padat, berpapil, dan dapat ditemukan adanya asites . Walaupun ada pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT scan, MRI (magnetic resonance imaging), dan positron tomografi akan memberikan gambaran yang lebih mengesankan, namun pada penelitian tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik dari ultrasonografi. Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering digunakan dalam penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai keterbatasan. Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk jenis sel germinal, antara lain alpha-fetoprotein (AFP), lactic acid dehidrogenase (LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline phosphatase (PLAP) dan human chorionic gonadotrophin(hCG).

9.      Diagnosis/kriteria diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat, pemeriksaan fisik ginekologi, serta pemeriksaan penunjang
·         Riwayat
Kanker ovarium pada stadium dini tidak memberikan keluhan. Keluhan yang timbul berhubungan dengan peningkatan massa tumor, penyebaran tumor pada permukaan serosa dari kolon dan asites. Rasa tidak nyaman dan rasa penuh diperut, serta cepat merasa kenyang sering berhubungan dengan kanker ovarium. Gejala lain yang sering timbul adalah mudah lelah, perut membuncit, sering kencing dan nafas pendek akibat efusi pleura dan asites yang masif.
Dalam melakukan anamnesis pada kasus tumor adneksa perlu diperhatikan umur penderita dan faktor risiko terjadinya kanker ovarium. Pada bayi yang baru lahir dapat ditemukan adanya kista fungsional yang kecil (kurang dari 1-2 cm) akibat pengaruh dari hormon ibu. Kista ini mestinya menghilang setelah bayi berumur beberapa bulan. Apabila menetap akan terjadi peningkatan insiden tumor sel germinal ovarium dengan jenis yang tersering adalah kista dermoid dan disgerminoma. Dengan meningkatnya usia kemungkinan keganasan akan meningkat pula. Secara umum akan terjadi peningkatan risiko keganasan mencapai 13% pada premenopause dan 45% setelah menopause. Keganasan yang terjadi bisa bersifat primer dan bisa berupa metastasis dari uterus, payudara, dan traktus gastrointestinal.
·         Pemeriksaan fisik ginekologi
Dengan melakukan pemeriksaan bimanual akan membantu dalam memperkirakan ukuran, lokasi, konsistensi dan mobilitas dari massa tumor. Pada pemeriksaan rektovaginal untuk mengevaluasi permukaan bagian posterior, ligamentum sakrouterina, parametrium, kavum Dauglas dan rektum. Adanya nodul di payudara perlu mendapat perhatian, mengingat tidak jarang ovarium merupakan tempat metastasis dari karsinoma payudara.
Hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang mampu membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum dianut bahwa tumor jinak cenderung kistik dengan permukaan licin, unilateral dan mudah digerakkan. Sedangkan tumor ganas akan memberikan gambaran massa yang padat, noduler, terfiksasi dan sering bilateral. Massa yang besar yang memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada cul-de-sac merupakan petunjuk adanya keganasan.
·         Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang utama dalam menegakkan diagnosis suatu tumor adneksa ganas atau jinak. Pada keganasan akan memberikan gambaran dengan septa internal, padat, berpapil, dan dapat ditemukan adanya asites . Walaupun ada pemeriksaan yang lebih canggih seperti CT scan, MRI (magnetic resonance imaging), dan positron tomografi akan memberikan gambaran yang lebih mengesankan, namun pada penelitian tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik dari ultrasonografi. Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering digunakan dalam penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai keterbatasan. Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk jenis sel germinal, antara lain alpha-fetoprotein (AFP), lactic acid dehidrogenase (LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline phosphatase (PLAP) dan human chorionic gonadotrophin(hCG).
Share:

0 comments:

Definition List

Unordered List