Masa nifas merupakan masa penting bagi ibu maupun bayi baru lahir.Dalam masa nifas,
perubahan besar terjadi dari sisi perubahan fisik,kondisi psikologis ibu.
Penting sekali memahami perubahan apa yang secara umum dapat dikatakan normal,
sehingga setiap menyimpan dari kondisi abnormal atau patologis (Astuti dkk, 2015).
Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu,
diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 34 jam
pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa
kritis bagi bayi, sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu
setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir (Marmi, 2011).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per
100.000 kelahiran hidup. Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang
diterima Kementrian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal
karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang, Penyebab kematian ibu melahirkan menurut
Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (2010) mencakup tiga faktor utama yaitu perdarahan (28%), eklamsia (34%) dan infeksi
(11%). Penyebab terbanyak perdarahan setelah persalinan 50-60% karena keleman
atau tidak adanya kontraksi uterus.
Pada
umumnya, ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan. Ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Apabila ibu postpartum melakukan
ambulasi dini, hal tersebut dapat memperlancar terjadinya proses involusiuteri.
Salah satu aktivitas yang dilakukan para ibu setelah melahirkan adalah senam
nifas (Lisni, 2015).
Selama
involusi terjadi secara perlahan uterus akan mengalami pengurangan ukuran yang
memerlukan kira-kira sampai enam minggu. Kemajuan involusi dapat di ukur dengan
mengkaji tinggi dan konsistensi fundud uteri. Fundus dapat meninggu segera
setelah persalinan dan pada hari pertama pasca partum, tapi kemudian turun
sekitar 1cm atau satu jari setiap hari ( Reeder, Martin & Griffin, 2011.
Apabila uterus gagal kembali pada kedaan tidak hamil, maka di sebut dengan
subinvolusi. Hal ini merupakan salah satu penyebab komplikasi pada masa
postpartum seperti perdarahan dan jika tidak tertangani akan menyebabkan
kematian (Lisni, 2015).
Kasus pre
eklamsia di Provinsi Lampung
sebagaimana tertanda oleh Dinas Kesehatan Provinsi Lampung pada tahun 2007 dari
2.136 kelahiran terdapat 55 (2,6%) kasus pre eklamsia. Pada tahun 2008 dari
sebanyak 3.193 kelahiran terdapat 68 (2,1%) kasus pre eklamsia, sedangkan pada
tahun 2010 sebanyak 57 kasus pada tahun 2011 sebanyak 59 kasus pre eklamsia.(Dinkes Kesehatan Provinsi Lampung, Rosmiyati, 2014)
0 comments:
Post a Comment