Materi dan Informasi silahkan kutip jika materi dari blog ini bermanfaat bagi anda dan jangan lupa sertakan sumbernya

WAKTU

14 June, 2020

MAKALAH TINGGINYA KASUS PUTUS SEKOLAH





KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Tingginya Kasus Putus Sekolah”.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak atas segala bantuannya sehingga makalah ini dapat tersusun, semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam dunia pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangatlah penyusun harapkan demi kesepurnaan makalah ini.


Pringsewu,  Agustus  2019


Penyusun,



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang.......................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah................................................................... 2
C.   Tujuan......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.   Kesadaran Masyarakat untuk Membayar Pajak Daerah.... 3
B.   Strategi untuk meningkatkan  Kesadaran
Masyarakat untuk Membayar Pajak Daerah........................ 7

BAB IV PENUTUP
A.   Kesimpulan.............................................................................. 12
B.   Saran........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
 Indonesia termasuk negara berkembang. Dengan ini pendidikan di Indonesia juga masih kurang. Mengapa bisa dikatakan masih kurang ?. karena masih  banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah alias putus sekolah.
Putus sekolah bukan merupakan salah satu permasalahan pendidikan yang tak pernah berakhir. Masalah ini telah berakar dan sulit untuk dipecahkan penyebabnya, tidak hanya karena kondisi ekonomi, tetapi ada juga yang disebabkan oleh kekacauan dalam keluarga, dan lain-lain. Hal ini juga dialami oleh beberapa anak di Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang sebab-sebab anak putus sekolah.

B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1.     Apa yang dimaksud dengan anak putus sekolah
2.    Faktor apa yang mennyebabkan anak putus sekolah ?
3.    Kegiatan sehari-hari yang dilakukan anak putus sekolah ?



C.   Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Mengerti apa yang dimaksud dengan anak putus sekolah.
2.    Mengetahui faktor apa yang mennyebabkan anak putus sekolah.
3.    Cara mengatasi




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pendidikan,  Anak,  Putus Sekolah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikin kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional). Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah  mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinnginya (Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1962). Menurut John Dewey, Pendidikan adalah tuntutan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi anak. Dalam proses pe5rtumbuhan ini anak mengembangkan dirinya ke tingkat yang makin lama makin sempurna, sesuai dengan teori evolusi Darwin (Soemadi Tj. 1981: 24)

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, (Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002).  anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan, (Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 1986). menurut Augustinus (dalam Suryabrata, 1987), yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa. Sehingga dapat di simpulkan bahwa anak adalah manusia yang belum dewasa yang umumnya berumur di bawah 18 tahun dan masih rentan terhadap kesalahan sehingga perlu pengawasan dari manusia dewasa.

Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran menurut tingkatan yang ada menurut kamus besar bahasa indonesia.

Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Undang – Undang nomor 4 tahun 1979, anak terlantar diartikan sebagai anak yang orang tuanya karena suatu sebab, tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sehingga anak menjadi terlantar.
Menurut Departemen Pendidikan di Amerika Serikat (MC Millen Kaufman, dan Whitener, 1996) mendefinisikan bahwa anak putus sekolah adalah murid yang tidak dapat menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid yang tidak tamat menyelesaikan program belajarnya.  Anak putus sekolah (drop out) adalah anak yang karena suatu hal tidak mampu menamatkan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah secara formal (Depag RI, 2003:4)

B.   FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH
Sesuai dengan hasil wawancara yang pernah saya lakukan, ada beberapa faktor  yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu :
a.   Kondisi ekonomi keluarga
b.   Pengaruh teman yang sudah tidak sekolah
c.   Sering membolos
d.   Kurangnya minat untuk meraih pendidikan/ mengenyam pendidikan dari anak didik itu sendiri

Disamping itu ada faktor internal dan faktor eksternal
Ø   Faktor internal :
a)      Dari dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi sekolah karena merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban  biaya sekola.ak dipengaruhi oleh berbagai faktor
b)      Karena pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti play stasion sampai akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas , prestasi di sekolah menurun dan malu pergi kembali ke sekolah.
c)      Anak yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.
Ø    Faktor Eksternal
a)      Keadaan status ekonomi keluarga.
b)      Kurang Perhatian orang tua
c)      Hubungan orang tua kurang harmonis
Selain Permasalahan diatas ada factor penting dalam keluarga yang bisa mengakibatkan anak  putus sekolah yaitu :
1)    Keadaan ekonomi keluarga.
2)      Latar belakang pendidikan ayah dan ibu.
3)      Status ayah dalam masyarakat dan dalam pekerjaan.
4)      Hubungan sosial psikologis antara orang tua dan antara anak dengan orang   tua.
5)      Aspirasi orang tua tentang pendidikan anak, serta perhatiannya terhadap    kegiatan belajar anak.
6)      Besarnya keluarga serta orang – orang yang berperan dalam keluarga.

C.   Cara Mengatasi Anak Putus Sekolah
1.    Faktor Ekonomi
Dengan melihat banyaknya anak putus sekolah di kota surakarta maka pemerintah kota surakarta memberikan bantuan berupa dana boss. Dana Boss merupakan bantuan untuk biaya operasional anak – anak dari keluarga tidak mampu meliputi pengadaan buku- buku paket dan bantuan pembiayaan pendidikan yang manfaatnya adalah untuk mengurangi biaya pendidikan yang dikeluarkan siswa.

2.    Faktor motivasi
Banyak fenomena yang membuat motivasi ank-anak untuk bersekolah menjadi rendah. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi anak-anak yaitu dengan cara:
a.    Hal-Hal yang Dilakukan Oleh Guru
Memilih cara dan metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya
Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa
Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif laiinya.

b.    Hal-Hal yang dilakukan oleh Orang Tua
Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak
Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.

c.    Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu dan Guru Secara Bersama
Ketika permasalahan rendahnya motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di ataranya :
1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
2. Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
3. Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus mempunyai komitemen yang tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
4. Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahannya.



















BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak

Pendidikan merupakan hak yang sangat fundamental bagi anak. Hak wajib dipenuhi dengan kerjasama paling tidak dari orang tua siswa, lembaga pendidikan dan pemerintah. Pendidikan akan mampu terealisasi jika semua komponen yaitu orang tua, lembaga masyarakat, pendidikan dan pemerintah bersedia menunjang jalannya pendidikan

Akibat yang disebabkan anak putus sekolah adalah kenakalan remaja, tawuran, kebut-kebutan di jalan raya , minum – minuman  dan  perkelahian, akibat lainnya juga adalah perasaan minder dan rendah diri.

B.        Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami dari penyusun berharap agar pembaca dapat memanfaatkan makalah ini dengan baik.
Segala kritikan maupun saran dari pembaca akan kami terima dengan lapang dada untuk menambah wawasan serta perbaikan penyusunan yang lebih baik lagi.





















DAFTAR PUSTAKA

http://www.gunungan.org/Indonesia/bantuan/profil_ind.html
http://makalahcentre.blogspot.com/2011/01/anak-putus-sekolah.html
http://edisicetak.joglosemar.co/berita/%E2%80%9Dbanjir%E2%80%9D-anak-jalanan-di-kota-layak-anak-45653.html
http://publicruns.blogspot.com/2012/10/membuat-event-community-relations.html
 Perbukuan Departeman Pendidikan Nasional

Share:

0 comments:

Definition List

Unordered List