KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan
Hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Tingginya Kasus Putus Sekolah”.
Pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
atas segala bantuannya sehingga makalah ini dapat tersusun, semoga bermanfaat
bagi para pembaca sekalian. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam dunia pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
Penyusun
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu segala kritik dan saran yang membangun sangatlah penyusun harapkan demi
kesepurnaan makalah ini.
Pringsewu, Agustus
2019
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesadaran
Masyarakat untuk Membayar Pajak Daerah.... 3
B. Strategi
untuk meningkatkan Kesadaran
Masyarakat
untuk Membayar Pajak Daerah........................ 7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 12
B. Saran........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia termasuk negara berkembang. Dengan
ini pendidikan di Indonesia juga masih kurang. Mengapa bisa dikatakan masih
kurang ?. karena masih banyak anak yang
tidak melanjutkan sekolah alias putus sekolah.
Putus
sekolah bukan merupakan salah satu permasalahan pendidikan yang tak pernah
berakhir. Masalah ini telah berakar dan sulit untuk dipecahkan penyebabnya,
tidak hanya karena kondisi ekonomi, tetapi ada juga yang disebabkan oleh
kekacauan dalam keluarga, dan lain-lain. Hal ini juga dialami oleh beberapa
anak di Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Oleh karena itu penulis ingin
mengetahui dan meneliti lebih jauh tentang sebab-sebab anak putus sekolah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan anak putus sekolah
2.
Faktor apa yang mennyebabkan anak putus
sekolah ?
3.
Kegiatan sehari-hari yang dilakukan anak
putus sekolah ?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengerti apa yang dimaksud dengan anak putus
sekolah.
2.
Mengetahui faktor apa yang mennyebabkan anak
putus sekolah.
3.
Cara mengatasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan, Anak,
Putus Sekolah
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memilikin kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional). Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu, agar sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mendapat keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tinnginya (Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa,
1962). Menurut John Dewey, Pendidikan adalah tuntutan terhadap proses
pertumbuhan dan proses sosialisasi anak. Dalam proses pe5rtumbuhan ini anak
mengembangkan dirinya ke tingkat yang makin lama makin sempurna, sesuai dengan
teori evolusi Darwin (Soemadi Tj. 1981: 24)
Anak adalah amanah
dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat
sebagai manusia seutuhnya, (Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun
2002). anak adalah pribadi yang masih
bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan,
(Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 1986). menurut Augustinus (dalam
Suryabrata, 1987), yang dipandang sebagai peletak dasar permulaan psikologi
anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai
kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak
lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan
yang bersifat memaksa. Sehingga dapat di simpulkan bahwa anak adalah manusia
yang belum dewasa yang umumnya berumur di bawah 18 tahun dan masih rentan
terhadap kesalahan sehingga perlu pengawasan dari manusia dewasa.
Sekolah adalah
bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan
memberi pelajaran menurut tingkatan yang ada menurut kamus besar bahasa
indonesia.
Anak putus sekolah
adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan
orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh
kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak.
Undang – Undang
nomor 4 tahun 1979, anak terlantar diartikan sebagai anak yang orang tuanya
karena suatu sebab, tidak mampu memenuhi kebutuhan anak sehingga anak menjadi
terlantar.
Menurut Departemen
Pendidikan di Amerika Serikat (MC Millen Kaufman, dan Whitener, 1996)
mendefinisikan bahwa anak putus sekolah adalah murid yang tidak dapat
menyelesaikan program belajarnya sebelum waktunya selesai atau murid yang tidak
tamat menyelesaikan program belajarnya.
Anak putus sekolah (drop out) adalah anak yang karena suatu hal tidak
mampu menamatkan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah
secara formal (Depag RI, 2003:4)
B.
FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH
Sesuai dengan hasil
wawancara yang pernah saya lakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu :
a. Kondisi ekonomi keluarga
b. Pengaruh teman yang sudah tidak sekolah
c. Sering membolos
d. Kurangnya minat untuk meraih pendidikan/ mengenyam pendidikan dari
anak didik itu sendiri
Disamping itu ada faktor
internal dan faktor eksternal
Ø Faktor internal :
a) Dari
dalam diri anak putus sekolah disebabkan malas untuk pergi sekolah karena
merasa minder, tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolahnya, sering
dicemoohkan karena tidak mampu membayar kewajiban biaya sekola.ak dipengaruhi oleh berbagai
faktor
b) Karena
pengaruh teman sehingga ikut-ikutan diajak bermain seperti play stasion sampai
akhirnya sering membolos dan tidak naik kelas , prestasi di sekolah menurun dan
malu pergi kembali ke sekolah.
c) Anak
yang kena sanksi karena mangkir sekolah sehingga kena Droup Out.
Ø Faktor
Eksternal
a)
Keadaan status ekonomi keluarga.
b) Kurang
Perhatian orang tua
c)
Hubungan orang tua kurang harmonis
Selain Permasalahan diatas ada factor penting dalam
keluarga yang bisa mengakibatkan anak
putus sekolah yaitu :
1) Keadaan
ekonomi keluarga.
2) Latar
belakang pendidikan ayah dan ibu.
3) Status
ayah dalam masyarakat dan dalam pekerjaan.
4)
Hubungan sosial psikologis antara orang tua dan antara anak dengan
orang tua.
5)
Aspirasi orang tua tentang pendidikan anak, serta perhatiannya
terhadap kegiatan belajar anak.
6)
Besarnya keluarga serta orang – orang yang berperan dalam keluarga.
C.
Cara Mengatasi Anak Putus Sekolah
1.
Faktor Ekonomi
Dengan melihat banyaknya anak putus sekolah di kota
surakarta maka pemerintah kota surakarta memberikan bantuan berupa dana boss.
Dana Boss merupakan bantuan untuk biaya operasional anak – anak dari keluarga
tidak mampu meliputi pengadaan buku- buku paket dan bantuan pembiayaan
pendidikan yang manfaatnya adalah untuk mengurangi biaya pendidikan yang
dikeluarkan siswa.
2.
Faktor motivasi
Banyak fenomena yang membuat motivasi ank-anak untuk
bersekolah menjadi rendah. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi
anak-anak yaitu dengan cara:
a.
Hal-Hal yang
Dilakukan Oleh Guru
Memilih cara dan
metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya
Menginformasilkan
dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Menghubungkan
kegiatan belajar dengan minat siswa
Melibatkan siswa
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
Melakukan evaluasi
dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat
tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
Melakukan improvisasi-improvisasi
yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya
kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan
yang meriah
Menanamkan nilai
atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam
belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan mendapatkan nilai amal
disisi Allah.
Menceritakan
keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan
ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk
bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia
tersebut.
Memberikan respon
positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan
belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau
pernyataan-pernyataan positif laiinya.
b.
Hal-Hal yang dilakukan oleh Orang Tua
Mengontrol
perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol
kegiatan anak.
Mengungkap
harapan-harapan yang realistis terhadap anak
Menanamkan
pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
Melatih anak untuk
memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
Tanyakanlah
keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita
mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar.
Menggunakan hasil
evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar
selanjutnya.
c.
Hal-Hal Yang Dikerjakan oleh Ortu dan Guru
Secara Bersama
Ketika permasalahan
rendahnya motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa
diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama
antara guru dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan di ataranya :
1. Mengidentifikasi
masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan
rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
2. Mencari
solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah
yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
3. Memberikan
perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka
orang tua dan guru harus mempunyai komitemen yang tinggi untuk tidak menambah
beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak.
4. Libatkan siswa
untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama
untuk menyelesaikan permasalahannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anak putus sekolah
adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan
orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh
kembang anak tanpa memperhatikan hak – hak anak untuk mendapatkan pendidikan
yang layak
Pendidikan
merupakan hak yang sangat fundamental bagi anak. Hak wajib dipenuhi dengan
kerjasama paling tidak dari orang tua siswa, lembaga pendidikan dan pemerintah.
Pendidikan akan mampu terealisasi jika semua komponen yaitu orang tua, lembaga
masyarakat, pendidikan dan pemerintah bersedia menunjang jalannya pendidikan
Akibat yang
disebabkan anak putus sekolah adalah kenakalan remaja, tawuran, kebut-kebutan
di jalan raya , minum – minuman dan perkelahian, akibat lainnya juga adalah
perasaan minder dan rendah diri.
B.
Saran
Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami dari penyusun berharap agar pembaca
dapat memanfaatkan makalah ini dengan baik.
Segala kritikan maupun saran dari pembaca akan kami
terima dengan lapang dada untuk menambah wawasan serta perbaikan penyusunan
yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gunungan.org/Indonesia/bantuan/profil_ind.html
http://makalahcentre.blogspot.com/2011/01/anak-putus-sekolah.html
http://edisicetak.joglosemar.co/berita/%E2%80%9Dbanjir%E2%80%9D-anak-jalanan-di-kota-layak-anak-45653.html
http://publicruns.blogspot.com/2012/10/membuat-event-community-relations.html
Perbukuan
Departeman Pendidikan Nasional
0 comments:
Post a Comment