BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pranata Sosial (social institution) merupakan
sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan anggota
masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok manusia.
Menutut
Harry M. Johnson, pranata sosial adalah seperangkat aturan yang telah melembaga
dan memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Diterima oleh sebagian anggota
masyarakat.
2. Diterima dan ditanggapi secara
konsekuen.
3. Diwajibkan dan terdapt sanksi bagi
pelanggarnya.
Setiap
pranata sosial diciptakan untuk mengatur dan membatasi tingkah laku anggota
masyarakat agar dapat tertib, aman dan damai.
Tanpa
pranata sosial manusia tidak dapat melakukan aktivitas hidupnya. Hal ini
disebabkan karena melalui pranata sosial tercipta keamanan, ketertiban dan
keteraturan dalam masyarakat yang memudahkan anggotanya melakukan berbagai
aktifitas. Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial mewujudkan aturan main
dalam kehidupan manusia.
B.
Rumusan Masalah
Apakah
yang dimaksud dengan :
1. Pranata
Sosial
2. Organisasi
Sosial
3. Proses
Evolusi Sosial
4. Kelompok
Sosial Masyarakat Yang Ada Di Indonesia
5. Kelompok
Sosial masyarakat yang ada di lampung
C.
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pranata
Sosial
2. Organisasi
Sosial
3. Proses
Evolusi Sosial
4. Kelompok
Sosial Masyarakat Yang Ada Di Indonesia
5. Kelompok
Sosial masyarakat yang ada di lampung
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pranata Sosial
Pranata merupakan istilah sosiologi
yang sering dihubungkan dengan kata sosial. Oleh karena itu dalam pembahasan
sosiologi pranata selalu disebut istilah pranata sosial. Pranata sosial berasal
dari istilah bahasa inggris intitution. Istilah-istilah lain pranata sosial
ialah lembaga dan bangunan sosial.
Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi intitution menunjuk pada
unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
Pranata juga bersal dari bahasa
lain istituere yang berarti mendirikan. Kata bendanya adalah institution yang
berarti pendirian. Dalam bahasa Indonesia institutiondiartikan institusi
(pranata) dan institut atau lembaga. Institusi adalah sistem norma atau aturan
yang ada. Institut adalah wujud nyata dari norma-norma.
Pranata adalah seperangkat aturan
yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan
sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan
sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan,
bersifat abstrak. Menurut Koentjaraningrat, istilah pranata dan lembaga sering
dikacaukan pengertiannya. Sama halnya dengan istilah institution dengan istilah
institute. Padahal kedua istilah itu memiliki makna yang berbeda.
Salah satu gagasan dasar dalam
rumpun ilmu-ilmu sosial, khhususnya dalam disiplin antropologi dan sosiologi
adalah tentang institusi sosial (social institution), sebagai salah satu aspek
statis dalam kehidupan masyarakat. Antropologi lebih menekankan pada aspek
kebudayaan, sedangkan sosiologi lebih menekankan pada aspek struktur dan proses
sosial.
Selanjutnya pranata itu mengalami
konkretisasi dalam struktur masyarakat, dalam bentuk berbagai organisasi sosial
sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan hidup secara kolektif dan terencana.
Pranata adalah sistem pola sosial
yang tersusun tapi dan bersifat permanen serta mengandung perilaku-perilaku
tertentu yang bersifat kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat. Pranata sosial berasal dari bahasa asing
social institutions, itulah sebabnya ada beberapa ahli sosiologi yang
mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan, di antaranya adalah Soerjono
Soekanto. Lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai himpunan norma dari berbagai
tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan kata lain, pranata sosial merupakan kumpulan norma
(sistem norma) dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
Secara umum, pranata sosial mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a.
Memberikan pedoman pada anggota
masyarakat tentang bagaimana bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi
masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan yang bersangkutan.
b.
Menjaga keutuhan masyarakat yang
bersangkutan
c.
Memberikan pegangan kepada masyarakat
untuk mengadakan sistem pengendalian social (social control), yaitu system
pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggotanya.
Selain fungsi umum tersebut, pranata
sosial memiliki dua fungsi besar, yaitu:
a.
Fungsi manifest (nyata) adalah fungsi
pranata sosial yang nyata, tampak, disadari dan menjadi harapan sebagian besar
anggota masyarakat. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi reproduksi
yaitu mengatur hubugnan seksual untuk dapat melahirkan keturunan.
b.
Fungsi laten (terselubung) adalah fungsi
pranata sosial yang tidak tampak, tidak disadari dan tidak diharapkan orang
banyak, tetapi ada. Misalnya dalam pranata keluarga mempunyai fungsi laten
dalam pewarisan gelar atau sebagai pengendali sosial dari perilaku menyimpang.
B.
Organisasi
Sosial
Organisasi
sosial adalah perkumpulan sosial yang
dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang
berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan
negara. Sebagai makhluk yang
selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
Lembaga sosial merupakan tata cara yang
telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang
disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat
erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai
anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi.
Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki
seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain
Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak.
Proses Terbentuknya Organisasi Sosial
Pada awalnya organisasi sosial
terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan.
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan ,
kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan.
1. Diketahui
2. Dipahami dan
dimengerti
3. Ditaati
4. Dihargai
Organisasi sosial
merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia
dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi
memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang
berbeda. Organisasi yang
tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang
disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi
memiliki seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan
kata lain Asosiasi memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah
lembaga sosial oleh Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan.
Istilah lembaga kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan
tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan
social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya
unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata
kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Istilah lain
adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa Jerman) yang
menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun, pembahasan ini
tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut. Dalam hal ini
lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial, karena
pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus juga mengandung
pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam lembaga tersebut.
Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan lembaga kemasyarakatan
sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat. Sedangkan Leopold von Wiese dan
Howard Becker melihat lembaga dari sudut fungsinya. Menurut mereka, lembaga
kemasyarakatan diartikan sebagai suatu jaringan dari proses- proses hubungan
antarmanusia dan antarkelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara
hubungan-hubungan tersebut serta pola- polanya, sesuai dengan
kepentingan-kepentingan manusia dan sekelompoknya.
Selain itu, seorang sosiolog yang
bernama Summer melihat lembaga kemasyarakatan dari sudut kebudayaan. Summer
meng- artikan lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan sikap
perlengkapan kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan lembaga
sosial mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial.
Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
a. Memberikan
pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi masalah di
masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.
b. Menjaga
keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
c. Memberi
pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap tingkah
laku para anggotanya.
Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian
tata cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap
masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini
disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.
C.
Proses
Evolusi Sosial
Proses
evolusi sosial terjadi dengan 3 cara, diantaranya :
1. Proses
Microscopic & Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Seorang
peneliti melakukan penelitian seolah-olah dekat dengan masyarakat dan
kebudayaan yang ditelitinya (microscopic), dan seorang peneliti terkadang
merasah seolah-olah jauh jauh dengan hanya memperhatikan hal-hal yang berupbah
dari hal yang nampak besar saja perubahannya.
2. Proses-proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Sebelum
tahun 1920 para sarjanawan antropologi hanya mengkaji tentang adat-istiadat
yang lazim berlaku dimasyarakat tanpa memperhatikan hal-hal yang tidak biasa
(tidak lazim) dilakukan oleh masyarakat suatu daerah tertentu. misalnya saja
jika dia sedang meneliti tentang adat pernikahan orang jawa maka dia hanya akan
meneliti tentang itu saja tanpa meneliti diluar apa yang ia perlukan. Padahal
apa yang dianggap tidak lazim justru dalam masyarakat sering dilakukan berulang
(recurrent) oleh masyarakat diseluruh dunia.
3. Proses
Mengarah dalam Evolusi Kebudayaan
Pada
abad ke-19 para sarjanawan antropologi menggunakan metode prehistori yang
digunakan untuk mempelajari sejarah perkembangan kebudayaan manusia dalam waktu
yang panjang dan juga mencoba merekontruksi kembali sejarah perkembangan
seluruh umat manusia dalam waktu yang panjang
D.
Kelompok
Sosial Masyarakat Yang Ada Di Indonesia
1. Kelompok Sosial Yang Teratur
a. In-group dan out-group
·
In-group
adalah kelompok sosial yang individunya mengidentifikasinya dirinya dalam
kelompok tersebut. Sifat in-group didasarkan pada faktor simpat dan kedekatan
dengan anggotak kelompok. Seperti, dian adalah siswa kelas X-A SMA Harapan
Pertiwi, maka yang menjadi in-group Dian adalah kelas X-A.
·
Out-group
adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya atau
kelompok yang ada diluar kelompok dirinya. Seperti, out- qroup bagi Dian adalah
kelas selain kelas X-A, seperti kelas X-B atau X-C.
b.
Kelompok primer dan kelompok sekunder
·
Kelompok
primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan dekat, personal
dan langgeng. Misalnya keluarga.
·
Kelompok
sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk
tujuan tertentu, dan hubungan antaranggotanya tidak bersifat pribadi sehingga
biasanya tidak langgeng. Misalnya tim sepak bola
c. Paguyuban (gemeinschaft) dan
patembayan (gesselschaft)
·
Paguyuban
adalah bentuk dari hubungan bersama yang anggota-anggotanya terikat oleh
hubungan batin murni yang sifatnya alamiah dan juga kekal. Ciri-ciri paguyuban
adalah hubungan akrab, eksklusif (hanya orang tertentu), dan bersifat
pribadi.
·
Patembayan
adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dalam jangka waktu yang pendek.
d.
Grup
formal dan grup informal
·
Grup
formal adalah
kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh
anggota-anggotanya untuk mengatur antar sesama. Contohnya: perusahaan,
birokrasi, dan negara.
·
Grup
informal adalah
kelompok yang tidak mempunyai sturktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan
yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman.
Contohnya, klik (ikatan kelompok teman terdekat atau perkawanan).
b. Membership group dan reference
group
·
Membership
group adalah suatu kelompok yang didalanya setiap orang secara fisik menjadi
anggotanya.
·
Reference
group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membetuk
kepribadian dan perilakunya.
2. Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
a. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan identik dengan semangat
dan keinginan yang menyala-nyala yang cenderung merusak (destruktif). Namun,
tidak semua kerumunan menciptakan kerusuhandan kekacauan. Menurut Herbert
Blumer (1900-1987), ada empat tipe kerumunan, yaitu sebagai berikut...
·
Kerumunana
tidak tetap (causal crowd) adalah kerumunan yang keberadaannya singakat dan
terorganiasi longgar. Hal ini bersifat spontan. Contoh, kerumunan orang yang
bersama-sama melihat rumah terbakar atau kecelakaan lalu lintas.
·
Kermunan
konvensional (conventional crowd) adalah kerumunan yang terjadi secara terncana
yang berperilaku teratur. Contohnya, para penonton sepak bola atau penonton
pertunjukan teater.
·
Kerumunan
betindak (acting crowd) adalah kerumunan yang didasari pada permusuhan atau
aktivitas destuktif. Contohnya, mob (kemunculan yang secara emoasional dan
irasional yang muncul untuk menjalankan aksi penuh destruktif).
·
Kerumunan
ekspresif (expressive crowd) adalah kerumunan yang muncul untuk melampiaskan
emosi dan ketegangan. Contohnya, para penonton konser musik rock.
b. Publik
Publik
adalah orang-orang yang berkumpul secara alamiah yang memiliki kesamaan
kepentingan. Orang-orang yang berkumpul dalam suatu pasar tradisional
(pengunjung) memiliki banyak kesamaan, namun masing-masing tidak bertanggung
jawab satu sama lainnya
E.
Kelompok
Sosial masyarakat yang ada di Lampung
1. Masyarakat
adat lampung sai batin
2. Masyarakat
adat lampung pepadun
3. Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan)
4. Perguruan
Seni Beladiri Pencak Silat
5. Kelompok
Kesenian Kuda Lumping
6. Komunitas
Ontel dan bersepeda
7. Komunitas
kendaraan bermotor seperti club mobil dan motor
8. Komunitas
pecinta burung
9. Lembaga
sosial mayarakat
10. Partai
politik
11. Paguyuban
Puja Kesuma
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pranata merupakan istilah sosiologi
yang sering dihubungkan dengan kata sosial. Oleh karena itu dalam pembahasan
sosiologi pranata selalu disebut istilah pranata sosial. Pranata sosial berasal
dari istilah bahasa inggris intitution. Istilah-istilah lain pranata sosial
ialah lembaga dan bangunan sosial.
Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda, tetapi intitution menunjuk pada
unsur-unsur yang mengatur perilaku anggota masyarakat.
Pranata adalah seperangkat aturan
yang berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan
sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan
sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan,
bersifat abstrak
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami
tentang, Pranata Sosial, Organisasi Sosial, Proses Evolusi Sosial, Kelompok
Sosial Masyarakat Yang Ada Di Indonesia, Kelompok Sosial masyarakat yang ada di
lampung dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulwahid, Idat, dkk. 2003. Pranata Sosial Dalam Masyarakat
Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta : Rajawali Pers.
Hartomo dan Arnicun Aziz. 1990. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kaho, Josef Riwu. 1986. Ilmu Sosial Dasar. Surabaya: Usaha
Nasional Surabaya Indonesia.
Cik Hasan Bisri. 2004. Hukum Islam dan Pranata Sosial. Jakarata :
PT Raja Grafindo
0 comments:
Post a Comment